Kebiasaan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Pada kesempatan yang bahagia ini Kakak ingin menuliskan Apasaja persiapan yang baik kita lakukan dalam menyambut Tamu mulia yaitu "Ramadhan". Rasulullah menganjurkan pada ummatnya agar mempersiapkan  penyambutan Bulan atau Tamu mulia yaitu " Ramadhan". Salahsatunya yaitu memperbanyak ibadah shaum sunah. Agar jika Tamu mulia sudah datang, hati, pikiran dan fisik sudah benar-benar khusu menjalankannya. Yo Kita sama-sama mempersiapkannya. Kalau boleh Kakak ilustrasikan seperti sebuah mesin, atau dalam perlombaan tanding atau berlaga, maka yang perlu dilakukan yaitu pemanasan, diawali pemanasan ringan, menengah dan pemanasan puncak, mesin atau petarung tadi jika pemanasannya sudah cukup maka dalam berjalannya mesin atau petarung tadi akan berjalan dengan baik. Tidak ada istilahnya mati mesin di tengah jalan, tidak ada istilahnya tangan kaki terkilir. Kembali ke amalan sunah saum tadi, jika puasa ramadhan datang maka tidak kaget kalau tidak makan minum lagi. Tidak ada istilahnya lagi aktivitas kerjanya menurun, cari uangnya mengendor dengan alasan lagi puasa.

Para sahabat sangat gembira hati seperti memepersiapkan hari pernikahan, tidak ada yang sedih, mereka bersukaria dan bergembira, ramadhan  disambutnya dengan penuh antusias dan semangat membara. Yo Kita juga ikuti, mulailah dengan mendengarkan alunan Al'quran di hp, vcd. tape mobil, membaca buku-buku yang mendukung suksesnya puasa.

Merupakan kebiasaan di saat-saat memasuki bulan ramadhan para sahabat berkumpul dimasjid untuk mendengarkan khutbah penyambutan ramadhan. Saat itu dimanfaatkan oleh sesama muslim saling meminta ma'af, sahabat dengan sahabatnya, seorang anak dengan orangtuanya, adik dengan kakaknya, suami dengan istrinya, sahabat dengan sahabat temannya, dan seterusnya yang bisa dijumpai. Tujuannya ingin memasuki bulan Ramadhan dengan tanpa beban dosa. Mendambakan berada dalam suasana Ramadhan yang disucikan, dalam keadaan suci, bersih tanpa beban dosa yang ditanggungnya. Okey Kita mulai dengan keluarga, sahabat terdekat dan terus sahabat-sahabat jauh yang bisa dihubungi. 

Jika kebiasaan kebiasaan di atas sudah kita jalani maka Di Hari Raya Idul Fitri, diri kita sudah Kembali suci, yaitu dengan memperbanyak silaturrahim, saling meminta maaf, dan bertahniah, selain menyambutnya dengan ceramah yang dikhususkan untuk itu. Tahniah, saling mengucapkan 'selamat' adalah kebiasaan baik yang disarankan Rasulullah.

Panitia-panitia di masjid umumnya menyusun acara sedemikian rupa agar hari demi hari acara di masjidnya bisa semarak, dari sholat berjama'ah, tadarus, ceramah-ceramahnya siapa-siapa petugasnya, biasanya sudah disusun sebelum ramadhan tiba. Adapun tentang nasihat atau ceramah yang diselenggarakan khusus untuk menyambut Ramadhan, Rasulullah telah memberikan contohnya. Pada saat itu sangat tepat jika disampaikan  segala hal yang berkait langsung dengan Ramadhan. Mulai dari janji-janji Allah terhadap mereka yang bersungguh-sungguh menjalani ibadah Ramadhan, amalan-amalan yang harus dan sunnah dikerjakan selama Ramadhan, sampai tentang tata cara menjalankan seluruh rangkaian ibadah tersebut. Karena amalan tahunan, olehkarenanya dengan ceramah tersebut mengingat-ingatkan kembali, apa saja yang boleh dan apasaja yang dilarang untuk diamalkan

Salah satu penggalan khutbah Rasulullah menyambut Ramadhan yang mengena dihati adalah, "Wahai ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam di mana Tuhan memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari dan Dia menciptakan shalat khusus (tarawih) di malam hari.

Biar infonya lebih lengkap coba kita simak Surat dibawah ini.

(Al-Baqarah: 185). 

Allah memberitahukan bahwa bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa bagi mereka itu adalah bulan Ramadhan. Bulan di mana Al-Qur'an -yang dengannya Allah memuliakan umat Muhammad- diturunkan untuk pertama kalinya. Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai undang-undang serta peraturan yang mereka pegang teguh dalam kehidupan. Di dalamnya terdapat cahaya dan petunjuk. Dan itulah jalan kebahagiaan bagi orang yang ingin menitinya. Di dalamnya terdapat pembeda antara yang hak dengan yang batil, antara petunjuk dengan kesesatan dan antara yang halal dengan yang haram. 

Allah menekankan puasa pada bulan Ramadhan karena bulan itu adalah bulan diturunkannya rahmat kepada segenap hamba, dan Allah tidak menghendaki kepada segenap hamba-Nya kecuali kemudahan. Karena itu Dia membolehkan orang sakit dan musafir berbuka puasa pada hari-hari bulan Ramadhan (Tafsir Ayatul Ahkam oleh Ash Shabuni, I/192), dan memerintahkan mereka menggantinya, sehingga sempurna bilangan satu bulan. Selain itu, Dia juga memerintahkan memperbanyak dzikir dan takbir ketika selesai melaksanakan ibadah puasa, yakni pada saat sempurnanya bulan Ramadhan. Karena itu Allah berfirman: "Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, agar kalian bersyukur." Maksudnya, bila kalian telah menunaikan apa yang diperintahkan Allah, taat kepada-Nya dengan menjalankan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang diharamkan serta menjaga batasan-batasan (hukum)-Nya, maka hendaklah kalian menjadi orang-orang yang bersyukur karenanya. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/218) 

Lalu Allah berfirman :

"Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa Kepada-Ku maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." 

Sebelum Ramadhan benar-benar hadir, mari Kita Sama-sama mempersiapkan diri ini agar Hadir dengan hati yang bersih, hadir dengan phisik yang prima dan hadir dengan Sukacita. Agar Begitu Ramadhan berakhir, Diri ini kembali suci bersih seperti bayi yang baru dilahirkan dan Kita buka langkah lembaran hidup baru tanpa dosa setitikpun. Insya Allah...